Kamis, 23 Mei 2013

Biji

Biji (Semen)
Setelah terjadi penyerbukan yang diikuti dengan pembuahan, bakal buah tumbuh menjadi buah, dan bakal biji tumbuh menjadi biji. Bagi tumbuhan biji (Spermatophyta), biji ini merupakan alat perkembangbiakan yang utama, karena biji mengandung calon tumbuhan baru (lembaga). Dengan dihasilkannya biji, tumbuhan dapat mempertahankan jenisnya, dan dapat pula terpencar ke lain tempat.
Semula biji itu duduk pada suatu tangkai yang keluar deari papan biji atau tembuni (placenta). Tangkai pendukung biji itu disebut tali pusar (funiculus). Bagian biji tempat pelekatan tali pusar dinamakan pusar biji (hilus). Jika biji sudah masak biasanya tali pusarnya putus, sehingga biji terlepas dari tembuninya. Bekas tali pusar umumnya Nampak jelas pada biji.
Pada biji ada kalanya tali pusar ikut tumbuh, berubah sifatnya menjadi salut atau selaput biji (arillus). Bagian ini ada yang merupakan selubung biji yang sempurna, ada yang hanya menyelubungi sebagian biji saja.
Salut biji ada yang:
-          berdaging atau berair, dan seringkali dapat dimakan, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr.), biji rambutan (Nephelium lappaceum L.), dll.
-          menyerupai kulit dan hanya menutupi sebagian biji, misalnya pada biji pala (Myristica fragrans Houtt.). Salut biji pala dinamakan macis, yang seperti bijinya sendiri digunakan pula sebagai bumbu masak dan berbagai macam keperluan lainnya. a.l. sebagai bahan obat.
Pada dasarnya biji mempunyai susunan yang tidak berbeda dengan bakal biji, tetapi dipergunakan nama-nama yang berlainan untuk bagian-bagian yang sama asalnya, misalnya: intergumentum pada bakal biji, kalau sudah menjadi biji merupakan kulit biji (spermodermis).
Kulit Biji (Spermodermis)
   Seperti telah dikemukakan, kulit biji berasal dari selaput bakal biji (integumentum). Oleh sebab itu biasanya kulit biji dari tumbuhan biji tertutup (Angiospermae) terdiri atas dua lapisan, yaitu:
a.       lapisan kulit luar (testa). Lapisan ini mempunyai sifat yang bermacam-macam, ada yang tipis, ada yang kaku seperti kulit, ada yang keras seperti kayu atau batu. Bagian ini merupakan pelindung utama bagi bagian biji yang ada di dalam. Lapisan luar ini juga dapat memperlihatkan warna dan gambaran yang berbeda-beda: merah, biru, perang, kehijau-hijauan, ada yang licin rata, ada pula yang mempunyai permukaan yang berkeriput.
b.      lapisan kulit dalam (tegmen), biasanya tipis seperti selaput, dinamakan juga kulit ari.
Walaupun telah dikemukakan tadi, bahwa kulit biji itu berasal dari integumentum, maka belum berarti, bahwa kulit luar biji berasal dari integumentum luar dan kulit dalam berasal dari integumentum yang dalam, karena pada pembentukan kulit biji dapat pula ikut serta bagian bakal biji yang lebih dalam daripada integumentumnya, yaitu a.l. bagian jaringan nuselus yang terluar.
Di atas telah dikemukakan, bahwa biji yang mempunyai kulit yang terdiri atau dua lapisan itu umumnya adalah biji tumbuihan biji tertutup (Angiospermae). Pada tumbuhan biji telanjang (Gymnospermae), biji malahan mempunyai tiga lapisan seperti dapat kita saksikan sendiri biji belinjo (Gnetum gnemon L.), padahal bakal biji tumbuhan biji telanjang umumnya hanya mempunyai satu integumentum saja.
Ketiga lapisan kulit biji seperti dapat dilihat pada belinjo itu masing-masing dinamakan:
a.       kulit luar (sarcotesta), biasanya tebal berdaging, pada waktu masih muda berwarna hijau, kemudian berubah menjadi kuning, dan akhirnya merah,
b.      kulit tengah (sclerotesta), suatu lapisan yang kuat dan keras, berkayu, menyerupai kulit dalam (endocarpium) pada buah batu,
c.       kulit dalam (endotesta), biasanya tipis seperti selaput, seringkali melekat erat pada inti biji.
Jika diadakan pemeriksaan yang teliti terhadap keadaan kulit luar biji berbagai jenis tumbuhan, maka pada kulit luar biji itu masih dapat ditemukan bagian-bagian lain, misalnya:
1.      sayap (ala), berbagai jenis tumbuhan mempunyai alat tambahan yang berupa sayap pada kulit luar biji, dan dengan demikian biji tumbuhan tersebut mudah dipencarkan oleh angin. Biji yang bersayap kita dapati pada spatodea (Spathodea campanulata P.B.), kelor (Moringa oleifera Lamk.).
2.       bulu (coma), yaitu penonjolan sel-sel kulit luar biji yang berupa rambut-rambut yang halus. Bulu-bulu ini mempunyai fungsi seperti sayap, yaitu memudahkan beterbangannya biji oleh tiupan angin. Biji yang berambut kita dapati pada kapas (Gossypium), biduri (Calotropis gigantean Dryand.).
3.      salut biji (arillus), yang biasanya berasal dari pertumbuhan tali pusar, misalnya pada biji durian (Durio zibethinus Murr.), dll.
4.      salut biji semu (arillodium), seperti salut biji, tetapi tidak berasal dari tali pusar, melainkan tumbuh dari bagian sekitar liang bakal biji (micropyle). Macis pada biji pala sebenarnya adalah suatu salut biji semu.
5.      pusar biji (hilus), yaitu bagian luar biji yang merupakan bekas pelekatan denga tali pusar, biasanya kelihatan kasar dan mempunyai warna yang berlainan dengan bagian lain kulit biji. Pusar biji jelas kelihatan pada biji tumbuhan berbuah polong, misalnya: kacang panjang (Vigna sinensis Endl.), kacang merah (Phaseolus vulgaris L.), dll.
6.      liang biji (micropyle), ialah liang kecil bekas jalan masuknya buluh serbuk sari ke dalam bakal biji pada peristiwa pembuahan. Tepi liang ini seringkali tumbuh menjadi badan berwarna keputih-putihan, lunak, yang disebut karunkula (caruncula), seperti terlihat jelas pada biji jarak (Ricinus communis L.). Jika badan yang berasal dari tepi liang ini sampai merupakan salut biji, maka disebut salut biji semu (arillodium).
7.      berkas-berkas pembuluh pengakutan (chalaza), yaitu tempat pertemuan integument dengan nuselus, masih kelihatan pada biji anggur (Vitis vinifera L.)
8.      tulang biji (raphe), yaitu terusan tali pusar pada biji, biasanya hanya kelihatan pada biji yang berasal dari bakal biji yang mengangguk (anatropus), dan pada biji biasanya tak begitu jelas lagi, masih kelihatan misalnya pada biji jarak (Rhicinus communis L.).
Tali Pusar (Funiculus)
   Tali pusar merupakan bagian yang menghubungkan biji dengan tembuni, jadi merupakan tangkainya biji. Jika biji masak, biasanya biji terlepas dari tali pusarnya (tangkai biji), dan pada biji hanya tampak berkasnya yang dikenal sebagai pusar biji (lihat perihal kulit biji).
Inti Biji (Nucleus Seminis)
Yang dinamakan inti biji ialah semua bagian biji yang terdapat di dalam kulitnya, oleh sebab itu inti biji juga dapat dinamakan isi biji.
Inti biji terdiri atas:
a.       lembaga (embryo), yang merupakan calon individu baru,
b.      putih lembaga (albumen), jaringan berisi caringan makanan untuk masa permulaan kehidupan tumbuhan baru (kecambah), sebelum dapat mencari makanan sendiri.
Lembaga (Embryo)
Lembaga adalah calon tumbuhan baru, yang nantinya akan tumbuh menjadi tumbuhan baru, setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Lembaga di dalam biji telah memperlihatkan ketiga bagian utama tubuh tumbuhan, yaitu:
a.       akar lembaga atau calon akar I(radicula), yang biasanya kemudian akan tumbuh terus menjadi akar tunggang (untuk tumbuhan tergolong dalam Dicotyledoneae. Akar lembaga ini ujungnya menghadap kea rah liang biji, akar itu akan tumbuh menembus kulit biji dan keluar melalui liang tadi. Pada rumput (Graminae), akar lembaga dalam biji diselubungi oleh suatu sarung yang dinamakan sarung akar lembaga (coleorhiza). Pada perkecambahan biji rumput sarung calon akar itu juga akan tertembus dan sisanya akan tinggal sebagai badan yang melingkar pada pangkal akar.
b.      daun lembaga (cotyledon), yang merupakan daun pertama suatu tumbuhan. Daun lembaga dapat mempunyai fungsi yang berbeda-beda, a.l.
-          sebagai tempat penimbun makanan, yang kelihatan tebal dan jumlahnya dua pada sisi-sisinya.
-          sebagai alat untuk melakukan asimilasi, bertugas seperti daun-daun biasa.
-          sebagai alat penghisap makanan untuk lembaga dari putih lembaga.
c.       batang lembaga (cauliculus), yang dapat dibedakan menjadi dua        bagian yaitu:
-           ruas batang di atas daun lembaga (internodium epicotylum).
-           ruas batang di bawah daun lembaga (internodium hypocotylum).
Jumlah daun lembaga pada biji merupakan salah satu ciri penting dalam penggolongan  tumbuhan berbiji (spermatophyta).Yaitu :
  1. Tumbuhan berbiji tunggal (monocotyledon), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai satu daun lembaga.
  2. Tumbuhan berbiji belah (dicotyledon), yaitu tumbuhan yang mempunyai dua daun lembaga.
  3. Tumbuhan berbiji telanjang (gymnospermae), yaitu tumbuhan yang bijinya mempunyai lebih dari dua daun lembaga, bahkan sampai 15 daun lembaga.
Pada sebagian tumbuhan bagian-bagian di atas ada yang belum kelihatan dan akan tampak kemudian setelah perkecambahan, misalnya pada anggrek (orcidaceae).
E.

Pituh Lembaga
Adalah bagian dari biji yang terdiri dari suatu jaringan yang menjadi tempat cadangan makanan bagi lembaga. Putih lembaga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
  1. Putih lembaga dalam (endospermium), yaitu jaringan penimbun makanan terdiri dari inti lembaga sekunder. Biasanya hanya ditemukan pada tumbuhan Angiospermae.
  2. Putih lembaga luar (perispermium), yaitu jaringan yang berasal dari bagian luar kandung lenbaga, baik nuselus atau selaput bakal biji.
F.   
Perkecambahan
Yaitu tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji, dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji.
             Perkecambahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
  1. Perkecambahan di atas tanah (epigaeis), jika pada perkecambahan daun lembaga terangkat ke atas, muncul di atas tanah, misal pada kacang hijau (Phaseolus radiatus)
  2. Perkecambahan di bawah tanah (hypogaeis), yaitu bila daun lembaga tetap tinggal di dalam kulit biji, dan tetap di dalam tanah, misal pada kacang kapri (Pisum sativum)
Telah dikemukakan sebelumnya, bahwa biji hanya akan berkecambah, jika syarat-syarat untuk hidup telah terpenuhi, seperti: udara, air, cahaya, dan panas. Jika syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi, maka biji akan dalam keadaan tidur (latent). Dalam keadaan ini biji tetap hidup tanpa kehilangan daya untuk tumbuh. Pada umumnya daya tumbuh biji akan berkurang seiring waktu, tapi ada pula biji yang memerlukan waktu istirahatbaru kemudian akan berkecambah. Sebelum dicukupi waktu yang diperlukan, walaupun ada air, cahaya, udara, dan panas. Dalam dunia botani, hal ini dinamakan dormansi (dormancy).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar