Kamis, 03 April 2014

Embriologi



PRAKTIKUM I

Topik               : Spermatogenesis dan Oogenesis
Tujuan             : 1.Mengetahui spermatogenesis yang terjadi   dalam lumen tubulus
                           seminiferus testis
              2.  Mengetahui Oogenesis yang terjadi dalam ovarium
Hari/Tanggal   : Selasa/18 Februari 2014
Tempat            : Laboratorium Biologi PMIPA Unlam Banjarmasin
 

I.             ALAT DAN BAHAN
Alat yang digunakan:  
1.    Mikroskop cahaya
Bahan yang digunakan:  
1.      Preparat jadi Vesicula Seminalis
2.      Preparat jadi  Testis
3.      Preparat jadi Spermatozoa
4.      Ovarium

II.          CARA KERJA
1.      Menyiapkan alat dan bahan.
2. Mengamati sediaan mikroanatomi testis di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah. Memilih tubulus seminiferus yang bulat.
3. Mengamati sediaan tersebut dengan perbesaran kuat. Mengamati masing-masing jenis sel spermatogenik yang terdapat di dalam tubulus seminiferus testis.
4. Menggambar dan memberi keterangan jenis sel yang terdapat di dalam tubulu seminiferus testis.
5. Menghitung jumlah masing-masing sel yang terdapat dalam tubulus seminiferus.
6. Mengamati sediaan mikroanatomi Vesicula seminalis di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah.
7. Mengamati sediaan mikroanatomi spermatozoa di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah.
8. Mengamati sediaan mikroanatomi ovarium di bawah mikroskop dengan perbesaran lemah.
9. Menggambar dan member keterangan jenis-jenis folikel yang terdapat dalam preparat ovarium.

III.       TEORI DASAR
Spermatozoa dihasilkan oleh testis melalui proses yang disebut spermatogenesis. Spermatozoa pertama kali dilepas pada saat pubertas (Stchell, 1997). Spermatogenesis adalah rangkaian peristiwa sitologis yang bertujuan menghasilkan spermatozoa masak dari spermatogonium. Pada mammalia spermatogenesis berlangsung dalam tubulus seminiferus testis yang berlangsung terus menerus secara berkesinambungan sepanjang masa reproduksi (De kretser dan Kerr, 1997).
Spermarogenesis dimulai pada saat primodia germ cell mencapai gonad, primodia germ cell membelah membentuk spermatogonia A1 sampai spermatogonia A4, kemudian membelah membentuk spermatogonia B. Spermatogonia B kemudian lepas dari membran basal tubulus seminiferus untukberturut-turut membentuk spermatosit primer, preleptotene, leptotene, zygotene, pachytene, diploten. Selanjutnya terjadi diakinesis yang akhirnya menghasilkan dua sel anak yang disebut spermatosit sekunder. Spermatosit sekunder kemudian menyelesaikan meiosis kedua yang menghasilkan spermatid (De kretser dan Kerr, 1997). Spermatid berubah menjadi spermatozoa melalui proses yang disebut spermiogenesis. Sel-sel spermatogenik yang berada dalam berbagai tahap perkembangan tertata dalam komposisi sel tertentu di dalam tubulus seminiferus. Waktu antara penampakan komposisi sel tertentu dengan komposisi sel yang sama berikutnya disebut satu siklus epitelium seminiferus  (De kretser dan Kerr, 1997; Van Tienhoven, 1993). Satu siklus epitelium seminiferus  tikus terbagi menjadi 14 stadium dengan komposisi sel yang berbeda-beda. Satu siklus epitelium seminiferus tikus memerlukan waktu 12,3 hari. Sedangkan waktu yang diperlukan spermatogonium menjadi spermatozoa yang siap keluar tubulus seminiferus disebut satu siklus spermatogenesis. Pada tikus, satu siklus spermatogenesis terjadi setelah 4 kali siklus epitelium seminiferus (De kretser dan Kerr, 1997; Van Tienhoven, 1993).
                        Telur dihasilkan di dalam ovarium. Sel oogonia yang bersifat diploid membelah secara mitosis menghasilkan sel oogonia tambahan. Pada kebanyakan hewan akuatik dan amphibia proses tersebut terjadi sekali setahun. Akan tetapi pada reptilia, burung dan mamalia, proses tersebut berhenti lama sebelum lahir. Sebenarnya pada waktu itu fetus dari manusia (bayi yang sedang berkembang), berumur 15 minggu dan multiplikasi oogonia hampir selesai. Ini tentu saja membenarkan penekanan Weismann pada isolasi dini plasma nutfah (germflasm) dari somaplasma.
Pembentukan telur mulai terjadi ketika ooogonia mulai tumbuh dan berubah menjadi oosit primer. Sel-sel diploid ini memasuki profase dari pembelahan meiosis pertama dan sejak saat itu perkembangannya berhenti. Perkembangan oosit primer lebih lanjut tak terjadi sampai saat hewan siap memasuki periode kegiatan reproduksi. Pada kodok, hal ini terjadi sekali setahun, biasanya dalam musim semi setelah dewasa. Kemudian ribuan oosit primer mulai suatu periode pertumbuhan yang menyolok dan masing-masing terselubung dalam seberkas sel yang disebut folikel. Bahan makanan dialihkan dari sel-sel folikel tersebut ke oosit yang sedang tumbuh. Volume telur kodok meningkat lebih dari sejuta kali dalam periode ini.
Ketika fase perkembangan ini selesai, sel telur suatu bulatan besar dengan sitoplasma yang mengandung jumlah besar DNA, RNA, kuning telur, mitokondria, dan tetesan minyak. Dalam telur kodok bahan inii tidak tersebar merata, tetapi meningkat dari kutub ke kutub. Bagian gelap dari telur ini, diselubungi oleh apa yang disebut kutub animal. Selain kuning telur, sebagian besar unsur pokok  telur terpusat dekat kutub ini, demikian pula inti (nukleus). Konsentrasi kuning telur ke arah kebalikannya, ialah kutub vegetal yang berwarna muda.
                        Ketika pertumbuahan oosit primer hampir sempurna, pembelahan meiosis pertama selesai pula. Sitoplasma tidak terbagi sama rata ke dalam kedua sel-sel anaknya, tetapi hampir sebagian besar hanya ke salah satu sel anaknya. Sel anak lainnya disebut badan kutub.
                        Pada kebanyakan vertebrata, pembelahan meiosis kedua hanya sampai pada metafase dan kemudian berhenti. Pada waktu itu, telur siap untuk lepas dari folikel, suatu proses yang disebut ovulasi. Folikel dan dinding ovari robek, sehingga telur dapat masuk ke dalam rongga tubuh. Kemudian telur tersebut memasuki oviduk, dimana bahan pelengkap dapat ditambahkan, pada telur katak ialah cincin bersifat gelatin dari albumen (Kimball, 2000).  

IV.       HASIL PENGAMATAN
Menurut literatur:
1.      Testis
                                                                              Keterangan:
1.      Tubulus seminiferus
2.      Membran basal
3.      Jaringan ikat




Sumber: Atlas of human histologi, 1975


2.      Tubulus simeniferus
                                                                                    Keterangan:
1.      Tubulus seminiferus
2.      Membran basal
3.      Jaringan ikat




Sumber : Mariano. Atlas of Human Histology

2.      Spermatozoa
                                                                                     Keterangan:
1.      Kepala
2.      Badan
3.      Ekor





          Sumber: Anonim a. 2014









3.      Ovarium
Keterangan:
1.      Membran
2.      Korteks
3.      medula
 
                                              








       Sumber : Flore, Mariano. Atlas Of Human Histologi. 1981. 223

V.      ANALISA DATA
1.      Testis
Berdasarkan hasil pengamatan, testis yang diamati merupakan tubulus seminiferus yang terdapat dalam lobula testis. Tubulus seminiferus merupakan saluran penghasil mani, tempat berlangsungnya spermatogenesis.
Dalam tubulus seminiferus terdapat 5 daerah yaitu:
a.        Lapisan jaringan ikat
Lapisan ini pada percobaan terdiri dari beberapa lapis sel yang berasal dari jaringan interstitial. Yang terluar terdiri dari fibroblast, yang terdalam melekat ke lamina basalis, terdiri dari sel myoid. Sel ini bersifat seperti sel otot, dapat berkerut tapi bentuk mirip sel epitel.
b.      Lamina basalis
Lamina basalis terdiri dari lapisan tipis di dasar epitel germinal, mengandung butiran halus dan jalinan serat halus.
c.        Epitel germinal
Epitel germinal terdiri atas 2 macam sel:
1.      Sel germinatif
Sel germinatif disebut spermatogonia. Sel ini berada di dasar tubulus,    selapis. Spermatogonia berproliferasi terus menerus membentuk sel spermatogenik.
2.      Sel pemelihara
Sel pemelihara itu disebut sel sertoli. Berfungsi untuk memelihara, memberi makan dan melindungi sel-sel spermatogenik dari perubahan pH, radiasi sinar radioaktif, dan serangan antobodi yang mungkin hadir di dalam daerah atau lumen tubulus. Terletak antara spermatogonia, tegak pada lamina basalis dan puncaknya mencapai lumen.
d.      Sel spermatogenik
Sel spermatogenik yaitu spermatosit, spermatid dan spermatozoa. Merupakan hasil dari spermatogonia yang bermitosis berulang-ulang membentuk spermatosit primer, kemudian bermeiosis membentuk spermatosit sekunder, tiap spermatosit sekunder menempuh meiosis membentuk spermatid, kemudian spermatid mengalami transformasi menjadi spermatozoon (jamak: spermatozoa).
e.       Rongga

2.Spermatozoa
Berdasarkan hasil pengamatan, spermatozoa berbentuk pyriform dengan bagian berupa kepala dan ekor. Hal ini merupakan ciri spermatozoa primata khususnya manusia. Bagian-bagian dari sperma ini memiliki fungsi:
1.      Kepala berfungsi sebagai penerobos jalan menuju dan masuk ke dalam ovum, dan membawa bahan genetis yang akan diwariskan kepada keturunannya.
2.      Ekor untuk pergerakan menuju tempat pembuahan dan untuk mendorong kepala menerobos selaput ovum. Inti dan akrosom berda dalam kepala . Inti mengandung bahan genetis, akrosom mengandung berbagai enzim lisis. Akrosom ialah lisosom spermatozoon, untuk melisis lendir penghalang saluran kelamin betina dan selaput ovum. Seperti halnya lisosom umumnya, akrosom pun diproduksi oleh alat golgi. Ekor berporoskan flegellum, flagellum ini memiliki rangka dasar disebut axonema. Dibina atas 9 duplet dan 2 singlet mikrotubulus. Ekor mengandung sentriol (sepasang, mitokondria dan serat fibrosa).
3.        Vesicula seminalis
Vesicula berupa saluran yang terdapat  sepasang dan memiliki panjang 15 cm. Lapisan di dalamnya terdiri dari lapisan mokusa yang berlipat-lipat dan bercabang-cabang. Pada vesicula ini terdapat prostat yang memiliki untaian 30-50 kelenjar tubulo-alveolar yang bercabang-cabang. Pada mammalia terdiri dari 3 pasang lobi:
 1). Kelenjar koagulasi
 2). Lobi dorsal
 3). Lobi ventral
Seperti halnya vesika semineferus, kelenjar di bina atas lapisan mukosa, lapisan otot polos, dan lapisan jaringan ikat di paling luar.
4.      Ovarium
Ovarium terdiri dari daerah medula, daerah korteks, dan tunica albuginea. Di ovarium inilah terjadinya oogenesis. Oogenesis  adalah proses pembentukan ovum. Oogenesis ini sudah mulai semasa embrio awal, terhenti sebagian waktu lahir dan dilanjutkan setelah akil baliq. Oogenesis adalah suatu proses pembelahan sel dari oogonium menjadi oosit yang nantinya menjadi ootid. Selanjutnya ootid inilah yang nantinya mengalami ovulasi.
      Oogenesis mempunyai tiga tahapan, yaitu
1.      Proliferasi
Proliferasi in terjadi di primordial germ cells di dalam kantung yolk dekat allantois. Primordial germ cell ini kemudian bermigrasi  besar-besaran ± 1700 butir menuju gonad dan berdifferensiasi di ovarium. Primordial germ cells ini berproliferasi membentuk oogonia (tunggal: oogonium) yang jumlahnya di taksir sekitar 600.000 butir. Oogonia berproliferasi secara mitosis membentuk ± 7 juta oosit primer ketika embrio berumur 5 bulan, kemudian beratresia waktu lahir menjadi sekitar 2 juta, waktu anak berumur 7 tahun jumlahnya susut lagi menjdai sekitar 300.000.
2.    Meiosis
Oosit primer memasuki meiosis I ketika embrio umur 6 bulan,  mulai dari tahap leptoten, zigoten sampai pakiten. Meiosis I menyelesaikan diploten profase ketika bayi lahir dan sampai di sini meiosis berhenti. Ketika wanita akil balig meiosis I diselesaikan sampai diakenesis dan waktu mau berovulasi meiosis II berlangsung.
Ketika meiosis I berlangsung, terbentuk 1 oosit dan 1 polosit primer dan 1 oosit primer. Kalau pembuahan berlangsung dan meiosis II diselesaikan, dari 1 oosit sekunder terbentuk 1 ootid dan 1 polosit sekunder. Sementara itupolosit primer pun ikut bermeiosis II hingga terbentuk 3 polosit pada akhir pembelahan. Ketiga polosit tetap hadir di luar ootid, sampai pada cleavage awal mengalami degenerasi dan diserap.
3.    Transformasi atau pematangan
Pada waktu wanita akil balig folikel tertier mengalami proses transformasi atau pematangan dan pada oosit primernya berlangsung penyelesaian meiosis I, disusul meiosis II samapi metafase. Berhenti sampai ada pembuahan. Folikel ini disebut matang atau folikel Graaf, dan waktu ovulasi oosit sekundernya boleh disebut ovum.

VI.              KESIMPULAN
1.      Seminiferus dalam testis merupakan saluran penghasil mani, tempat berlangsungnya spermatogenesis.
2.      Testis  adalah kelenjar kelamin jantan yang menghasilkan hormone kelamin jantan dan sel-sel sperma.
3.      Spermatozoa berbentuk pyriform dengan bagian berupa kepala dan ekor.
4.      Vesicula berupa saluran yang terdapat sepasang dan terletak di ujung ampulla yang memiliki panjang 15 cm
5.      Spermatogenesis merupakan proses pembentukan spermatozoa, dibagi atas 3 tahap yaitu: Spermatocytogenesis, Meiosis dan Spermiogenesis
6.      Oogenesis adalah proses pembentukan ovum yang terjadi di ovarium.
7.      Ovarium terdiri dari daerah medula, daerah korteks, dan tunica albuginea.
























VII.    DAFTAR PUSTAKA
Anonim a. 2014 http://dedyspt.blogspot.com/2008/01/hormon-lh.html (diakses tanggal 24 Februari 2014)
Bevelander, G. 1988. Dasar-dasar Histologi. Erlangga: Jakarta

Kaspul dan Siti Wahidah Arsyad. 2014. Penuntun Praktikum Embriologi. FKIP UNLAM : Banjarmasin

Mariano. 1975. Atlas of Human Histologi. Lea dan Febiager : Philodelphia.

Sugiyanto, J. 1996. Perkembangan Hewan. Depdikbud: Yogyakarta

Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi dan Embryologi. Tarsito: Bandung

  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar